Rabu, 14 Maret 2012

Harga BBM naik karena Isu Perang


 



      Presiden AS, Barack Obama, menilai bahwa naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) di negaranya belakangan ini dipengaruhi oleh kekhawatiran kalangan pelaku pasar akan pecahnya perang yang melibatkan Iran di Timur Tengah. Maka Obama menegaskan bahwa pihaknya berupaya sekeras mungkin untuk mencegah munculnya konflik itu dengan cara diplomasi. 

"Penggerak terbesar naiknya harga bensin adalah spekulasi mengenai kemungkinan perang di Timur Tengah. Itulah mengapa kamu telah berupaya mengurangi pergunjingan mengenai timbulnya perang di sana," kata Obama saat diwawancara stasiun televisi WFTV di Kota Orlando, Florida, yang dikutip Reuters Senin waktu setempat. 

Saat berpidato pekan lalu, Obama pun mengritik pergunjingan mengenai perang yang sering diangkat oleh kalangan pengamat dan politisi setiap kali membahas isu yang menyangkut Iran. Ini terkait dengan meningkatnya sorotan atas kepemilikan teknologi nuklir Iran. 

Israel, sekutu utama AS, sudah mengisyaratkan untuk tidak segan menggempur fasilitas nuklir Iran, yang dicurigai membuat senjata pemusnah massal. Namun, AS meminta Israel menahan diri dan berupaya mengatasi masalah itu baik dengan pendekatan diplomasi hingga penerapan sanksi ekonomi dan perdagangan atas Iran. 

Seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, harga BBM di AS pun naik. Dalam dua pekan terakhir, harga bensin sudah naik lebih dari 12 persen dari harga rata-rata nasional sebesar US$3,81 per galon. Harga bensin paling terjadi di Los Angeles, yang bisa mencapai US$4,35 per galon. 

Naiknya harga BBM dan ketegangan di Timur Tengah itu menjadi tekanan bagi Obama, yang mencalonkan diri lagi sebagai presiden AS pada Pemilu November 2012. Dua isu itu pun dimanfaatkan para politisi Partai Republik untuk menyerang Obama dan Partai Demokrat. 

Dalam pernyataan di stasiun televisi KABC-TV di Los Angeles, Obama menyarankan bahwa jalan terbaik untuk menurunkan harga BBM untuk jangka panjang adalah mengurangi tingkat permintaan. Pemerintah AS kini juga mempelajari spekulasi di pasar minyak dan apakah ada stasiun-stasiun pengisian bahan bakar yang memanipulasi harga. 

"Inti dari masalah ini adalah tidak ada jalan pintas. Banyak faktor muncul dari luar negeri karena tingkat permintaan di India dan China serta tempat-tempat lain juga naik," kata Obama. "Selain itu juga muncul banyak kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah dan apakah ada potensi perang di sana?" kata Obama.



Darto-sirait.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar